Jarum jam terus berputar, hari terus beranjak keriput
Banyak luka dan sakit yang terus menerus di rasakan
Adakah perasaan untuk bangkit kembali.....
Tuk membuka hati.....
Adakah perasaan untuk menghargai perasaan hati diri sendiri
Memang tak mungkin terus terpuruk
Memang tak mungkin terus menghancurkan semangat jiwa
Memang tak jelas seperti ini.....
Andai.....Jika sempat berbicaralah
Andai.....Jika semua tak saling angkuh kembalilah
Tak sanggup rasakan kesakitan ini
Terus menunggu tuk dapat sebuah jawaban.....
Home » Archives for July 2014
Adakah Harapan
Komunitas Masyarakat Peduli Anak Kanker Banua Kal-Sel (KOMPAK'B KALSEL)
Buat sahabat-sahabat seluruh Indonesia terutama yang berada di Kal-Sel, kepedulian kita yang mampu ringankan penderitaan yang mereka alami, demi kemanusiaan kita jangan sampai menutup mata, kalau
tidak sekarang kapan lagi kita bisa membantu sesama, kalau tidak kita
siapa lagi. dengan #SEDEKAH kita dapat meningkatkan rezeki dunia
akhirat. Ayo kita #SEDEKAH salurkan donasi bantuan anda untuk
meringankan beban anak-anak kurang mampu
Pengidap Penyakit Kanker RSUD ULIN Banjarmasin, berapapun donasi anda
sangat-sangat membantu mereka :).
REK.BRI : 448901015991535
A/N : KOMPAK'B KALSEL
- Email : kompakkalsel@gmail.com.
- Facebook : MasyarakatPeduli AnakKanker BanuaKalsel.
- Twitter : @KompakB_Kalsel.
- Rek.Donasi : BRI.448901015991535 a/n KOMPAK'B KALSEL.
- Konfirmasi Donasi : 0811511666 / 05116420055 / 085386994999.
Semoga donasi sahabat mendapatkan balasan dan di lipat gandakan oleh ALLAH SWT dan dapat membuat anak-anak terbebas dari penyakitnya agar dapat tersenyum kembali :).
Sebuah Cahaya Di Dalam Kamar
Komputer terus menyala sepanjang hari, hari pun
terus beranjak keriput, ku coba keluar dari rumah untuk mencari udara, ku lihat
senyum perempuan-perempuan yang sibuk bercerita dan orang lain yang melambaikan
tangan untuk menyapa ku, aku pun mulai
bosan dan kembali ke dalam kamar dengan suasana kamar yang semakin panas dan
sunyi.
Hari beranjak sore, ku mulai melihat duka langit dari sebuah jendela kamar, di iringi oleh irama petir dan angin yang tak bersahabat, yang terus sibuk menghantam atap rumahku. Rintik hujan turun secara perlahan hingga tak terdengar lagi suara kebisingan. Ku lihat dari balik pintu kamar, ibu dengan rambut hitam yang mulai memutih, ku mulai berpikir, “kenapa hidupku selalu seperti ini, aku belum bisa membahagiakan orang tua ku” tiba-tiba ibu pun menghampiriku sambil tersenyum dan mengajakku berbicara.
Ibu : Gimana kuliah dan usaha yang mau dikembangin selama ini
Aku : Ya gini-gini aja bu, perlu uang yang lebih
Ibu : Tetap semangat ya,karena ibu tidak bisa bantu
Aku : InsyaAllah bu
Di bawah Langit Banjarbaru
Yang di hiasi awan-awan kelabu
Dalam lamunan….. aku menenun hati
Yang tercabik oleh waktu
Dan menatap sunyi cahaya rembulan
Yang kuselipkan….. sejuta harapan
Hanya untuknya…..
Melintasi tahun-tahun
Mendengarkan cerita yang tak kunjung berakhir
Harapan yang tak sempurna….. hingga terbentuk sebuah kenangan